Muhammad
SAW merintis karirnya dengan berdagang pada umur 12 tahun dan sampai menjelang
beliau menerima wahyu. Menurut beberapa peneliti, pengalaman masa kecil dapat
mempengaruhi kesuksesan begitu pula yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW.
Pengalaman masa kecil dapat menimbulkan dorongan dan daya kritis, kemauan
mencoba, dan yang sebagainya akan mengembangkan rasa percaya diri seseorang
dalam keinginan berprestasi.
Hal
tersebut (berdagang) terus dilakukan Nabi Muhammad sampai usia 17 tahun. Ketika
beliau menikah dengan seorang Khadijah, maka status beliau menjadi seorang
bussiness owner. Dan ketika umur pertengahan 30 tahun, beliau memulai periode
baru dalam hidupnya sebagai seorang utusan Allah SWT.
Salah
satu contoh transaksi penjualan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ialah dengan
cara lelang. Dalam berdagang Nabi selalu menepati janji dan memelihara
kejujuran. Di lain kesempatan Nabi Muhammad SAW, juga selalu memotivasi para
sahabatnya untuk berwirausaha, diantaranya beliau mengatakan :
- Berusaha untuk mendapatkan penghasilan halal merupakan kewajiban, disamping tugas lain yang telah diwajibkan.
- Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya akan bersama para nabi, orang-orang yang benar tulus, dan para syuhada
- Allah akan memberi rahmatNya kepada setiap orang yang bersikap baik ketika menjual, membeli, dan membuat suatu pernyataan
Kekayaan
yang dimiliki Nabi Muhammad SAW,, dapat dibuktikan dengan jumlah maharnya
ketika melamar Siti Khadijah dengan menyerahkan 20 ekor unta sebagai maharnya.
Ada
2 prinsip yang perlu kita contoh dalam perjalanan bisnisnya, yaitu :
1)
Uang bukan modal utama dalam berbisnis, tetapi modal utama dalam berbisnis
ialah membangun kepercayaan dan dapat dipercaya (al-amin)
2)
Kompetensi dan kemampuan teknis yang terkait dengan usaha. Beliau
mengetahui seluk beluk aktivitas perdagangan dan perekonomian. Beliau
menganjurkan jual beli dan mengharamkan riba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar