Sabtu, 05 Januari 2013

SEJARAH DAN PESONA WISATA GALUNGGUNG


SEJARAH DAN PESONA WISATA GALUNGGUNG

Jawa Barat memiliki banyak obyek wisata dengan panorama dan daya tarik tersendiri. Salah satu diantaranya adalah danau kawah Galunggung yang terletak sekitar 17 Km dari jantung kota Tasikmalaya. Tepatnya di wilayah Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu.
Berdasarkan catatan sejarah, gunung galunggung sebagai gunung aktip telah mengalami letusan beberapa kali. Letusan yang paling dahsyat terjadi pada tahun 1918 dan 1949. Letusan itu konon yang menjadi awal terbentuknya kubah lava.

Gunung galunggung yang memiliki ketinggian  2.241 m dari permukaan laut, berada di kawasan hutan yang diapit 2 bukit kecil. Gunung galunggung ini pada tahun 1958 dan 1959 kembali menunjukan gejala aktip. Tapi saat itu tidak menimbulkan letusan. Letusan yang paling monumental terjadi pada tanggal 5 April 1982. Selain mengeluarkan lahar panas dan bebatuan juga menerbangkan jutaan meter  kubik  debu  halus  dengan  radius  ratusan kilometer dalam kurun waktu  hampir  satu  tahun.  Akibat  letusan  tersebut, kawasan disekitar gunung galunggun menjadi porak poranda tertimbun pasir yang tebal dan akhirnya terbentuk sebuah danau kawah yang digenangi air seluas 20 Ha dengan kedalaman puluhan meter. Karena mempunyai nilai historis dan keunikan sendiri, maka danau kawah yang masuk wilayah RPH Cisayong BKPH Tasikmalaya,. KPH Tasikmalaya, dijadikan obyek Wana Wisata oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Sebagai sarana penunjang obyek wisata, maka dibangunlah kolam renang air panas, kolam renang alami, selter, cadas ngampar, tempat jogging track, pemandian tertutup, pancuran 12, mainan anak-anak dengan berbagai pasilitas, air terjun panoongan, Musolla, aula pertemuan alami, dan MCK. Tempat rekreasi ini siap memberikan kesenangan bagi para pengunjungnya. Tempatnya indah serta udaranya segar dan bersih.
Bagi yang pertama kali mengunjungi danau kawah galunggung, pasti akan terpesona melihat pemandangan alamnya. Didalamnya terdapat juga habitat berbagai jenis ikan. Bagi para pengunjung yang ingin melihat keindahan panorama alam galunggung, harus melewati tangga sebanyak 620 buah anak tangga dengan kemiringan berkisar 50 – 70 derajat. Perjalanan itu memang sangat melelahkan, tapi tak seberapa jika dibandingkan dengan kepuasan yang didapat saat menikmati pesona keindahan danau kawah galunggung setibanya di puncak gunung. Selain itu juga para pengunjung bisa menikmati keindahan air terjun panoongan dengan ketinggian 25 M, yang konon sampai sekarang diyakini sebagai tempat keramat karena keunikan yang dimilikinya. Yaitu ada dua aliran air dengan dua rasa, panas dan dingin. Nama panoongan diartikan sebagai tempat melihat kiasan masa depan seseorang pada zaman dahulu.
Bagi para pengunjung yang akan berendam di sepanjang sungai yang sudah tertata rapih menjadi kolam alami, Perum Perhutani telah membuat paket jasa layanan kelokasi tersebut dengan membeli tiket masuk Rp. 10.000/orang dengan dipasilitasi pinjaman berupa baju kaos, celana pendek , handuk dan sarana lainnya.
 Setelah mengunjungi danau kawah dan air terjun panoongan, selanjutnya para pengunjung bisa menikmati nyamannya berendam di sumber air panas yang dilengkapi dengan pemandian tertutup, pancuran 12, kolam renang air panas dan kolam renang alami.
Untuk mencapai obyek Wana Wisata galunggung ini bisa ditempuh melalui berbagai arah. Garut – Singaparna – galunggung 56 Km, Bandung – Indihiang – galunggung 122 Km, Tasikmalaya – Cieunteung – galunggung 17 Km, atau jika dari Sumedang bisa melalui Malangbong – galunggung 99 Km. Untuk tarip masuk lokasi tiap orang dikenakan biaya Rp.4.250, itu setelah adanya Keputusan Bupati Tasikmalaya Nomor : 257 Tanggal 31 Desember 2003 tentang Penggabungan Retribusi/ karcis tanda masuk objek Wisata Cipanas Galunggung dengan Wana Wisata Perhutani menjadi Kawasan Hutan Galunggung. Sekarang memang lebih praktis. Dengan membeli 1 tiket dapat masuk ke Komplek milik Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dan Perum Perhutani.
Dengan semakin ramainya obyek Wana Wisata galunggung, maka pendapatan Perhutani akan semakin bertambah. Selain itu, peluang usaha semakin terbuka bagi penduduk sekitarnya. Bahkan dalam pengelolaannya, kini menjadi bagian program KPH Tasikmalaya dalam kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat ( PHBM ) yang kini dikelola warga sekitar dalam wadah Koperasi Pariwisata Galunggung ( KOPARGA ).
http://xtreme23koe.blogspot.com/2011/03/sejarah-dan-pesona-wisata-galunggung.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar